teguh suroso k-link
FLU BABI, FLU SINGAPURA DAN FLU BURUNG
Oleh dr. Abu Hana
Bismillah,
Flu (Influenza)
sebenarnya bukanlah penyakit asing dan relatif mudah disembuhkan. Namun
dengan munculnya jenis-jenis flu ganas, banyak orang mulai cemas
lantaran bisa mematikan. seperti flu babi dan flu Burung atau flu
Hongkong.
Virus flu berasal dari beberapa rumpun myxovirus yang dikategorikan sebagai tipe A, B, dan C.
Tipe A merupakan tipe penyebab flu utama, muncul dalam beberapa jenis
rumpun, yang secara klinis dapat dibedakan berdasarkan tempat pertama
kali ditemukan, laboratorium yang menemukan, serta kapan diperolehnya.
Tipe A mempunyai subtipe protein H dan N ( H = hemagglutinin; N = Neuraminidase ).
Robert Webster MD dari Rumah Sakit Anak St. Jude di Memphis, AS, mengemukakan hasil pengamatan yang amat menarik. Ternyata
semua gen virus flu di dunia ini mempunyai tempat-tempat persinggahan
sebelum sampai di tubuh manusia. Dari tubuh unggas ditularkan ke babi, lalu ke tubuh manusia. “Pada tubuh babi, virus flu diubah gennya untuk kemudian dimunculkan kembali. Flu Hongkong dan flu Asia merupakan hasil proses penataan kembali ini,” kata Webster.
Flu Babi (Swine Flu) : Schwein Influenza Virus (SIV)
Babi
sebagai sumber flu babi memiliki keunikan. Hewan ini tidak hanya dapat
terinfeksi oleh virus flu babi, tapi juga virus flu yang berasal dari
unggas dan virus flu manusia. Saat virus flu dari spesies yang berbeda
menginfeksi babi, virus-virus tersebut dapat saling berkombinasi (tukar
menukar elemen genetik) sehingga muncul virus baru. Saat ini dikenal
empat macam virus flu babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Tetapi yang
belakangan banyak ditemukan adalah jenis H1N1.
Virus H1N1 sejatinya hanya mengenai babi,
tetapi karena adanya mutasi maka virus ini berubah sifat sehingga mampu
menginfeksi manusia. Parahnya lagi, tidak seperti virus flu burung
(H5N1) yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia, virus flu babi H1N1 dapat menyebar dari orang ke orang.
Penularan
dari babi ke manusia terjadi karena adanya kontak dengan babi yang
terinfeksi atau kontak dengan benda-benda yang telah terkontaminasi.
Sedangkan penularan dari manusia ke manusia hampir sama dengan cara
penularan flu biasa, yaitu melalui batuk atau bersin. Manusia juga dapat
terinfeksi karena menyentuh benda yang telah terkontaminasi virus flu
babi dari dari orang lain, kemudian memegang mulut atau hidungnya.
Gejala Klinik
Gejala
flu babi hampir sama dengan flu biasa, yaitu demam, lesu, kurang
semangat, dan batuk. Selain itu juga dapat dijumpai gejala meler (pilek)
dari hidung, radang tenggorokan, mual, muntah, dan diare. Pada tahap
lanjut, dapat dijumpai sesak napas. Kematian biasanya terjadi akibat
adanya kegagalan pernapasan.
Pada
babi yang terkena virus H1N1, gejala biasanya berupa peningkatan suhu
tubuh, depresi, batuk, keluar cairan dari hidung atau mata, bersin,
susah bernapas, mata merah, dan tidak mau makan.
FLU SINGAPURA : Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM )
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM
adalah penyakit umum/biasa pada kelompok masyarakat yang “crowded” dan
menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10
tahun ).
Orang
dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak
langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur,
tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak
tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan
mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada
pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai
imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain
Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 -5 hari.
Gejala Klinik
Mula-mula
demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak
ada nafsu makan, pilek, gejala seperti flu pada umumnya yang tak
mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah menjadi ulkus dengan dasar
eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, ada 3-10 ulkus di
mulut ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) seperti sariawan terasa nyeri
sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/
blister yang kecil dan rata berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7
mm), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini membaik
sendiri dalam 7-10 hari. Lesi dapat berulang beberapa minggu setelah
infeksi, jarang menjadi bula dan biasanya asimptomatik, Lesi menghilang
tanpa bekas.
Bila
ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka
penderita tersebut harus dirawat. Komplikasi penyakit ini adalah :
Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial),
Encephalitis ( bulbar ), Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau
pericarditis dan Paralisis akut flaksid (Polio-like illness).
Sebenarnya
secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis KTM, hanya kita dapat
mengetahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71 dengan
pemeriksaan serologis, isolasi virus dengan preparat Tzank dan
lain-lain.
FLU BURUNG : Avian Influenza / AI (virus influenza A Subtipe H5N1)
Penyakit
influenza pada unggas ( Avian Influenza / AI ) yang saat ini kita kenal
dengan sebutan flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A dari Family Orthomyxomiridae. Virus ini dapat
menimbulkan gejala penyakit pernafasan pada unggas, mulai dari yang
ringan (Low pathogenic) sampai pada yang bersifat fatal ( highly
pathogenic ).
Virus Influensa A (H5N1)
merupakan penyebab wabah flu burung yang sangat mematikan di Hongkong,
Vietnam, Thailand, Indonesia dan Jepang. Masa inkubasi ( saat penularan
sampai timbulnya penyakit ) avian influenza adalah 3 hari untuk unggas.
Sedangkan untuk flok dapat mencapai 14 – 21 hari. Hal itu tergantung
pada jumlah virus, cara penularan, spesies yang terinfeksi dan kemampuan
peternak untuk mendeteksi gejala klinis ( berdasarkan pengamatan klinik
).
Penyakit
ini menimbulkan kematian yang sangat tinggi (hampir 90 %) pada beberapa
peternakan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak.
Kemungkinan penularan kepada manusia dapat terjadi apabila virus avian
influenza bermutasi. Unggas ( ayam, burung dan itik ) merupakan sumber
penularan virus influenza. Untuk unggas air lebih kebal (resistensi)
terhadap virus avian influenza daripada unggas peliharaan, Sedangkan
burung kebanyakan dapat juga terinfeksi, termasuk burung liar dan unggas
air. Kasus Flu Burung dalam perkembangan, bukan menyerang pada unggas
saja, tetapi juga menyerang manusia.
Gejala Klinik
Virus
flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Virus ini kemudian
dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila orang
mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau
melalui saluran pernapasan. Virus itu dapat bertahan hidup di air sampai
empat hari pada suhu 22 derajad celcius dan lebih dari 30 hari pada nol
derajad celcius. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus
dapat bertahan lebih lama, tapi mati pada pemanasan 600 derajad celcius
selama 30 menit. Virus ini sendiri mempunyai masa inkubasi selama 1–3
hari.
Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena
flu biasa, yaitu demam, batuk,sesak dan sakit tenggorokan, ber-ingus,
nyeri otot, sakit kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi
lebih berat dengan terjadinya peradangan di paru-paru (pneumonia), dan
apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan
kematian.
Penyakit
ini dapat juga menyerang manusia, lewat udara yang tercemar virus itu.
Belum ada bukti terjadinya penularan dari manusia ke manusia. Dan juga
belum terbukti adanya penularan pada manusia lewat daging yang
dikonsumsi. Orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung
(H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah
unggas.
Flu
burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir
separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem
kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat.
Upaya pencegahan penularan tentu saja dilakukan dengan cara
menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan
beberapa tindakan seperti:- Mencuci tangan dengan sabun cair pada air yang mengalir sebelum dan sesudah melakukan suatu pekerjaan.
- Melaksanakan kebersihan lingkungan
- Melakukan kebersihan diri
- Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata khusus)
- Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
- Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
- Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
- Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 800 derajad celcius selama satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 640 derajad celcius selama lima menit
PENCEGAHAN PENTING
Obat
flu babi sama dengan obat yang digunakan untuk flu biasa atau flu
burung. CDCP (Centers for Disease Control and Prevention)
merekomendasikan obat antivirus oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir.
Hanya saja, obat ini lebih efektif jika diberikan pada tahap dini
perjalanan penyakit, saat kerusakan pada sel paru-paru belum terlalu
parah.
Belum
ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu babi.
Oleh karena itu, langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat
penting. Berikut tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko
penularan jika Anda sedang berada di daerah wabah flu babi :
- Menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin, Membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan. Kalau kita bertemu dengan seorang penderita di ruang sempit, usahakan berpaling dari penderita. Ini untuk menghindari kita terkontaminasi mukosa hidung dan mata dari si penderita. Selain itu, meski kita dalam kondisi sehat, jangan terlalu sering menggosok gosok hidung dan mata dengan jari-jari kita. Siapa tahu jari-jari kita telah melakukan kontak dengan penderita flu..
- Mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin. Tissue yang mengandung alkohol juga dapat digunakan.
- Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit flu.
- Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah, tidak pergi bekerja atau ke sekolah, agar tidak menginfeksi orang lain.
- Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut.
6. Sedapat
mungkin hindari hadir bersama-sama penderita flu dalam ruang tertutup /
ber AC, misalnya dalam lift. Namun bila keadaan itu tak dapat
dihindari, misalnya di ruang kantor atau dalam pesawat terbang, gunakan
obat semprot hidung yang mengandung larutan NaCl-fisiologis.
7. Banyak
minum (sedikitnya 8 gelas air atau jus buah per hari) dapat pula
membantu mencegah tertular flu. Vitamin E (200 IU/hari) juga membantu
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Vitamin C juga berperan dalam
mengurangi penderitaan akibat flu, asalkan tidak melebihi 500mg/hari.
8. Konsumsilah secara rutin habbatussauda (black cumin),
madu alam dan spirulina karena selain mengandung antivirus alamiah juga
telah terbukti sangat baik untuk meningkatkan sistim imun tubuh.
9. Redamlah
batuk dengan anti-tussive, kalau perlu ditambah expectorant. Obat flu
yang tersebar di Indonesia rata-rata mengandung nasal dekongestan, anti
histamin, analgetik-antipiretik serta anti tussive. Namun
bila tenggorokan sudah telanjur sakit, gunakanlah obat isap penghilang
radang. Di atas segalanya, kalau demam sampai menyerang, segera
periksakan diri anda ke dokter dan beristirahatlah dengan cukup.
Allaahumma sallimnaa wal muslimiin..
Baarokallaahu fiikum.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Negara-negara
di Asia sudah akrab dengan flu burung (H5N1). Flu ini pertama kali
dilaporkan di Hongkong pada tahun 1997 (18 kasus dengan 6 kematian).
Kemudian muncul lagi pada tahun 2003 dengan 2 kasus dengan 1 kematian,
sebelum akhirnya mulai mewabah ke beberapa negara pada bulan Desember
2004.
Case Fatality Rate
Di Indonesia, kasus flu burung yang menyerang unggas dilaporkan pada Januari 2004. Setahun kemudian, yaitu bulan Juli 2005 ditemukan kasus pertama yang menyerang manusia. Sejak itu, telah ditemukan sebanyak 139 kasus, 113 kasus diantaranya berakhir dengan kematian (data per Des 2008). Jika dipersentase, maka tingkat kematian (case fatality rate, CFR) akibat flu burung sekitar 80%.
Lain halnya dengan flu babi (H1N1). Flu ini dilaporkan pertama kali hampir seabad silam, yaitu ketika terjadi pandemi pada tahun 1918. Sekitar 1976, kemudian tahun 1998, flu babi kembali mewabah di Amerika Serikat. Pada tahun 2009 ini, flu babi kembali menyerang berbagai negara, di mulai dari Meksiko. Data dari WHO tanggal 2 Mei 2009 menyebutkan, 16 negara diantaranya Meksiko, AS, Inggris, Hongkong, Selandia Baru, telah melaporkan kasus flu babi. Jumlah kasus yang telah diidentifikasi melalui pemeriksaan laboratorium sebanyak 658, 17 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Berdasarkan data ini, maka CFR flu babi adalah sekitar 2,5%.
Siapa yang lebih berbahaya
Jika dibandingkan, maka persentase angka kematian akibat flu babi jelas lebih rendah dibandingkan dengan flu burung. Tetapi, apakah ini menandakan flu burung lebih berbahaya dan flu babi kurang berbahaya?
Dalam beberapa hal, ada perbedaan mencolok antara kedua jenis flu tersebut. Flu burung misalnya, sampai saat ini hanya ditularkan dari unggas ke manusia. Belum ada bukti adanya penularan langsung antar manusia. Oleh karena itu, penyebarannya relatif terbatas dan cepat terputus. Cara pencegahannya pun lebih terfokus pada pemusnahan unggas yang terinfeksi.
Berbeda dengan flu babi. Virus H1N1 yang merupakan biang flu babi, dapat ditransmisikan dari babi ke manusia dan dari manusia ke manusia. Akibat dari pola penularan seperti ini, maka flu babi dengan cepat menyebar ke segenap penjuru dunia. Dalam beberapa hari saja, virus ini telah dilaporkan di empat benua yang terpisah jauh. Tampaknya, kecepatan penularan sangat didukung oleh moda transportasi dan pergerakan manusia yang cepat dan dinamis. Akibat cepatnya penyebaran, maka WHO pada 29 April 2009 menaikkan tingkat kewaspadaan pandemi influenza dari 4 menjadi 5 (skala 1 – 6). Artinya, adanya kemungkinan terjadi wabah yang mengenai banyak orang di banyak negara.
Dari uraian di atas terlihat bahwa flu burung memiliki persentase angka kematian tinggi tetapi penyebarannya tidak terlalu cepat dan luas; sedangkan flu babi memiliki persentase angka kematian lebih rendah namun penyebarannya sangat cepat dan berpotensi menimbulkan pandemi. Mana yang lebih berbahaya? Keduanya sama berbahayanya dan berpotensi menimbulkan banyak kematian.
Case Fatality Rate
Di Indonesia, kasus flu burung yang menyerang unggas dilaporkan pada Januari 2004. Setahun kemudian, yaitu bulan Juli 2005 ditemukan kasus pertama yang menyerang manusia. Sejak itu, telah ditemukan sebanyak 139 kasus, 113 kasus diantaranya berakhir dengan kematian (data per Des 2008). Jika dipersentase, maka tingkat kematian (case fatality rate, CFR) akibat flu burung sekitar 80%.
Lain halnya dengan flu babi (H1N1). Flu ini dilaporkan pertama kali hampir seabad silam, yaitu ketika terjadi pandemi pada tahun 1918. Sekitar 1976, kemudian tahun 1998, flu babi kembali mewabah di Amerika Serikat. Pada tahun 2009 ini, flu babi kembali menyerang berbagai negara, di mulai dari Meksiko. Data dari WHO tanggal 2 Mei 2009 menyebutkan, 16 negara diantaranya Meksiko, AS, Inggris, Hongkong, Selandia Baru, telah melaporkan kasus flu babi. Jumlah kasus yang telah diidentifikasi melalui pemeriksaan laboratorium sebanyak 658, 17 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Berdasarkan data ini, maka CFR flu babi adalah sekitar 2,5%.
Siapa yang lebih berbahaya
Jika dibandingkan, maka persentase angka kematian akibat flu babi jelas lebih rendah dibandingkan dengan flu burung. Tetapi, apakah ini menandakan flu burung lebih berbahaya dan flu babi kurang berbahaya?
Dalam beberapa hal, ada perbedaan mencolok antara kedua jenis flu tersebut. Flu burung misalnya, sampai saat ini hanya ditularkan dari unggas ke manusia. Belum ada bukti adanya penularan langsung antar manusia. Oleh karena itu, penyebarannya relatif terbatas dan cepat terputus. Cara pencegahannya pun lebih terfokus pada pemusnahan unggas yang terinfeksi.
Berbeda dengan flu babi. Virus H1N1 yang merupakan biang flu babi, dapat ditransmisikan dari babi ke manusia dan dari manusia ke manusia. Akibat dari pola penularan seperti ini, maka flu babi dengan cepat menyebar ke segenap penjuru dunia. Dalam beberapa hari saja, virus ini telah dilaporkan di empat benua yang terpisah jauh. Tampaknya, kecepatan penularan sangat didukung oleh moda transportasi dan pergerakan manusia yang cepat dan dinamis. Akibat cepatnya penyebaran, maka WHO pada 29 April 2009 menaikkan tingkat kewaspadaan pandemi influenza dari 4 menjadi 5 (skala 1 – 6). Artinya, adanya kemungkinan terjadi wabah yang mengenai banyak orang di banyak negara.
Dari uraian di atas terlihat bahwa flu burung memiliki persentase angka kematian tinggi tetapi penyebarannya tidak terlalu cepat dan luas; sedangkan flu babi memiliki persentase angka kematian lebih rendah namun penyebarannya sangat cepat dan berpotensi menimbulkan pandemi. Mana yang lebih berbahaya? Keduanya sama berbahayanya dan berpotensi menimbulkan banyak kematian.
http://budy5rd.blogspot.com/2009/05/membandingkan-bahaya-flu-burung-dan-flu.html
REFERENSI
Penyakit Flu Babi,
Astaga! Wabah Flu Melanda Meksiko, http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/04/24/14553178/astaga.wabah.flu.melanda.meksiko.20.tewasFlu Babi Serang Warga AS, http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/04/23/08512941/.flu.babi.serang.warga.as.
Delapan kasus Flu Babi yang ditemukan di Amerika Serikat diduga ditularkan antar manusia.
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/04/26/1/214002/virus-flu-babi-diduga-menular-antar-manusia
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/04/26/1/214002/virus-flu-babi-diduga-menular-antar-manusia
Flu Ganas. http://www.balita-anda.com/pdf.php?id=219 dan http://iwandahnial.wordpress.com/2009/04/25/flu-ganas/
Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD), http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=44
FLU BURUNG DI INDONESIA, Dr. H. Ilham Patu,SpBS, http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=36